Hj Suwarti Dukung Pendidikan e-Sport untuk Generasi Milenial
MUSIRAWAS,(Radarsilampari) – Geliat perkembangan e-sport dalam beberapa tahun terakhir, sungguh luar biasa. Bahkan, Presiden Jokowi pun menanggapi dengan memberikan pernyataan bahwa sudah sebaiknya pendidikan e-sport diharapkan mampu masuk kedalam dunia pendidikan di masa mendatang, terutama untuk generasi milenial.
Calon wakil Bupati Musi Rawas, Hj Suwarti saat dihubungi melalui sambungan telpon usai kegiatan debat calon bupati menyampaikan, pengembangan SDM yang memiliki kemampuan pemahaman dan keahlian di bidang teknologi sangat dibutuhkan di Kabupaten Musi Rawas, agar memiliki daya saing di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini.
Pertandingan e-sport yang akan diselenggarakan oleh anak-anak muda di kawasan kecamatan kelingi 4B ini, menjadi bukti bahwa generasi muda di Musi Rawas juga mempunyai minat yang tinggi terhadap perkembangan teknologi dan sebaiknya ini mulai dirancang di Musi Rawas, supaya kegiatan seperti ini dapat memberikan nilai-nilai edukasi yang penting untuk diajarkan, terutama untuk generasi muda dan milenial di masa ini dan mendatang.
“Kepada anak-anakku semua jangan patah semangat untuk terus belajar, mari kita sama sama bergerak untuk menuju perubahan yang lebih baik,” ungkap Hj Suwarti, Rabu (02/12/2020).
Khoirul Mustofa, selaku ketua penyelenggara kegiatan perlombaan e-sport saat ditemui dilokasi kegiatan di Desa Beliti Jaya, Senin (30/11/2020) lalu mengungkapkan, dirinya bersama dengan seluruh panitia mengucapkan terima kasih kepada Hj Suwarti atas dukungan terlaksananya kegiatan ini.
“Untuk para orang tua masa kini, jangan berpikir pesimis dahulu apabila anak anda sering bermain game didalam gadget mereka. Siapa tahu itu adalah hobi dan passion mereka untuk menjadi gamer profesional,” kata dia.
Pendidikan e-sport yang baik dan yang utama adalah memberikan motivasi kepada para player (pemain) untuk apa mereka bermain game. Tujuan apa yang hendak mereka raih dan bagaimana meraihnya.
“Bila sekedar hiburan semata, maka kalah menang tidak akan menjadi masalah. Namun, bila tujuannya menjadi profesional, maka sudah selayaknya bermain dan bekerja seperti profesional,” jelasnya.
Tambahnya, player yang serius dengan e-sport harus bermain layaknya atlet olahragawan sesungguhnya, yakni berlatih dengan aturan, sistem dan pola tertentu. Menerapkan strategi, latihan dan kompetisi secara teratur. Meningkatkan level, kerja sama tim, mengikuti aturan internasional, serta etika-etika dalam permainan seperti fair play, no racism dan sebagainya.
“Jenis permainan olahraga game elektronik ini, dimana tim saling beradu dan berkompetisi didalamnya tercatat digemari 148 juta orang di seluruh dunia dan mencetak pendapatan 493 juta dollar AS pada tahun 2016 atau meningkat 51 persen dari tahun 2015. Bahkan, negara seperti Korea Selatan pun memasukkan e-sport dalam program Bachelor of Science in Gaming Industry,” paparnya.
Bahkan, tercatat pertandingan e-sport Dota2, selalu memberikan kejutan dengan total nilai hadiah kompetisi yang mereka tawarkan.
“Tidak tanggung-tanggung hadiah sebesar 20.773.957 dollar AS atau sekitar Rp.277 milliar rupiah. Siapa yang tidak tergoda apabila hanya bermain game bisa menjadi milliader? Di Asian Games tahun 2022 pun e-sport sudah diwacanakan masuk dalam perebutan medali antar negara. Jadi, dari sekarang tiap-tiap negara harus mulai bersiap diri untuk berkompetisi dalam ajang ini,” pungkasnya. (Rls-MRJ)