LubuklinggauPendidikan & Budaya

Mahasiswa UNIVBI Demo Kampus

Lubuklinggau, (Radar Silampari)- Aliansi Mahasiswa Universitas Bina Insan Lubuklinggau melakukan aksi damai di kampus A UNIVBI. Aksi tersebut, guna mempertanyakan transparansi dan kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap mahasiswa, Senin (31/5/2022).

Menurut Ilham, peserta aksi menyampaikan bahwa gerakan aksi tersebut dilakukan atas dasar kepedulian mahasiswa terhadap kebijakan kampus, karena banyak kebijakan-kebijakan kampus yang selalu bertentangan dengan mahasiswa.

“Seperti halnya kebijakan tentang organisasi di kampus yang tidak jelas dan kebijakan uang kemahasiswaan tidak transparansi, serta uang infaq pengembangan 2021 yang harus disesuaikan dengan penghasilan orang tua. Setiap universitas yang ada di Indonesia ini PTN/PTS harus ada organisasi internal kampus seperti BEM, MPM, HMJ atau UKM, sebab dimana ini bukan hanya wadah organisasi mahasiswa di kampus tetapi ini sudah menjadi simbolnya mahasiswa itu sendiri untuk berkreativitas,” ujar Ilham saat berorasi.

Lebih lanjut ia menyampaikan, setiap keorganisasian kampus adalah sebuah miniatur negara yang mana ada eksekutif, yudikatif dan legislatif, seperti itu juga yang diharapkan mahasiswa agar terbentuk pengalaman dan mental mahasiswa yang berkualitas.

“Pada saat ini mahasiswa Universitas Bina Insan tidak merasakan proses berorganisasi seperti di BEM, MPM karena pihak kampus enggan memberikan wadah, karena menurutnya organisasi tersebut tidak dibutuhkan di kampus UNIVBI ini dan inilah yang membuat kami aliansi mahasiswa UNIVBI merasa kecewa terhadap kebijakan kampus,” tegasnya.

Bahkan, kata Ilham bawah ketika mahasiswa mempertanyakan perihal keorganisasian kampus, malahan rektor kampus tersebut menyarankan pindah ke kampus yang ada BEM-nya.

“Itukan bukan solusi. Lebih parahnya lagi, kejadian di kampus ada organisasi mahasiswa yang bernama Himpunan Mahasiswa Universitas Bina Insan (HMU BI) yang dipimpin langsung oleh Kabag Kemahasiswaan, dimana tidak sesuai dengan tupoksinya, padahal sekelas kabag kemahasiswaan semestinya mengontrol dan mengakomodir organisasi mahasiswa, tetapi sebaliknya ia yang ikut terlibat dan menjadi ketua umumnya di HMU BI tersebut dan itu langsung ditunjuk oleh rektorat. Kebijakan tersebut membuat degradasi dan menguburkan sistem demokratis yang ada di kampus dan mengekang mahasiswa untuk berproses di organisasi,” jelas Ilham.

Selanjutnya, dirinya beserta mahasiswa Universitas Bina Insan lainnya mempertanyakan uang kemahasiswaan dari 2019/2022, dimana uang tersebut dikumpulkan oleh mahasiswa untuk kegiatan mahasiswa Universitas Bina insan. Tetapi, hanya sedikit yang dikeluarkan kampus selama ini untuk kegiatan mahasiswa.

“Kami sebagai mahasiswa ingin transparansi uang tersebut, karena jelas secara aturan didalam UUD Nomor 12 tahun 2012 uang tersebut harus transparan. Kami juga mempertanyakan perihal uang infaq Universitas Bina insan yang mana uang tesebut telah dikumpulkan oleh mahasiswa angkatan 2021,” tambahnya.

Peserta aksi lainnya, Brayen Teguh turut mempertanyakan kejelasan dalam kegunaan uang infaq itu untuk pembangunan dan hal-hal lainnya, sedangkan uang infaq tersebut tidak sesuai dinamakan infaq, karena harus sesuai dengan penghasilan orang tua.

“Kami mengecam hal-hal yang semena-mena dibuat oleh pihak kampus dan selalu bertentangan dengan mahasiswa, dan harapan kami tetap ingin membentuk BEM, MPM di kampus univbi tercinta ini, karena ini adalah simbolnya mahasiswa dalam berorganisasi. Apabila tetap tidak diindahkan, maka akan kami pastikan akan demo besar-besaran di kampus univbi dengan massa yang lebih banyak lagi, karena sejatinya kampus adalah wadahnya mahasiswa berkreativitas, berinovasi, dan mampu berkontribusi untuk membesarkan nama kampus dari skala daerah maupun sampai nasional,” pungkas Brayen. (Pranata)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *